Rabu, 02 Mei 2012

Program dan disiplin dalam belajar


-        Disiplin belajar adalah predis posisi (kecenderungan) suatu sikap mental untuk mematuhi aturan, tata tertib, dan sekaligus mengendalikan diri, menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan yang berasal dari luar sekalipun yang mengekang dan menunjukkan kesadaran akan tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban (Agus, 1987). Jika dimengerti tentang disiplin tersebut menyebabkan orang menjadi tertekan, beku tidak mempunyai insiatif, dan menimbulkan efek yang negatif, bagi perkembangan jiwa anak. Bahkan ada yang menganggap bahwa disiplin belajar sebagai suatu proses dan latihan belajar yang bersangkut paut dengan pertumbuhan dan perkembangan, seseorang telah dikatakan berhasil mempelajari atau ia berhasil mengikuti dengan sendirinya proses disiplin tersebut. Degunarso (1986).  Proses disiplin belajar dilalui seseorang melalui tahapan latihan atau belajar. Disiplin belajar awalnya memang berat tapi bila kita sudah berhasil mempelajari atau berlatih, kita akan dapat mengikuti dengan sendirinya tanpa merasa tertekan.

B.     Fungsi dan Tujuan Disiplin Belajar
-        Fungsi utama disiplin belajar adalah mengajar mengendalikan diri dengan mudah, menghormati dan mentaati peraturan berkaitan dengan hal tersebut diatas menerangkan sebagai berikut: (a) Menerapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenal hak milik orang lain;. (b) Mengerti dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban dan merasa mengerti larangan-larangan (c) Mengerti tingkah laku yang baik dan tidak baik (d) Belajar mengendalikan diri, keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam oleh hukuman. e. Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain (Singgi, 1985). Jadi dalam menanamkan pendidikan pada anak perlu menanamkan pendidikan kedisiplinan, artinya menumbuhkan dan mengembangkan pengertian-pengertian yang berasal dari luar yang merupakan proses untuk melatih dan mengajarkan anak bersikap dan bertingkah laku sesuai harapan.

C.     Perkembangan Disiplin Belajar
-        Telah diketahui bahwa perkembangan disiplin belajar anak bukan merupakan sesuatu yang terjadi kebetulan melainkan membutuhkan waktu cukup lama untuk berkembang. Dalam hal ini Singgih (1985) mengemukakan lima tahapan antara lain : (a) Pada tahapan pertama disiplin belajar dimulai seseorang untuk menghindari hukuman; (b) Pada perkembangan tahap kedua, disiplin belajar diwujudkan hanya untuk membuat atau mendapatkan imbalan; (c) Pada tahap ketiga, disiplin belajar dijalankan demi disiplin belajar atau aturan itu sendiri; (d) Pada tahap keempat, disiplin belajar diterapkan berdasarkan kesadaran, bahwa untuk hidup bermasyarakat perlu mengikuti peraturan yang dilandasi oleh kepentingan pribadi atau kepentingan perorangan; (e) Pada tahap kelima, tahapan disiplin belajar ini dianggap tahapan yang paling tinggi atau sempurna di antara yang lain dimana sikap disiplin belajar sudah diwujudkan oleh kebutuhan informal dari dalam dari sendiri (Singgih,1987)


Ø  Unsur-unsur Disiplin
Menurut Tulus Tu’u (2004:33) menyebutkan unsur – unsur Disiplin adalah sebagai berikut.
1)      Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukum yang berlaku.
2)      Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan dorongan dari luar dirinya.
3)      Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.
4)      Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku.
5)      Peraturan-peraturaan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.

Ø  Perlunya disiplin
Disiplin diperlukan oleh siapa pun dan di mana pun. Hal itu disebabkan di mana pun seseorang berada, di sana selalu ada peraturan atau tata tertib. Disiplin itu penting karena alasan berikut ini.
1)      Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya.
2)      Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas, menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran.
3)      Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin.
4)      Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.

Ahli lain, Singgih D. Gunarsa (1992:137) menyatakan sebagai berikut. Disiplin perlu dalam mendidik anak supaya anak dengan mudah :
1)      Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenai hak milik orang lain.
2)      Mengerti dan segera menurut, untuk menjalankaan kewajiban dan secara langsung mengerti larangan-larangan.
3)      Mengerti tingkah laku yang baik dan buruk.
4)      Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam oleh hukuman.
5)      Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain.

Ø  Fungsi Disiplin
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku ,dan tata kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Berikut ini akan dibahas beberapa fungsi disiplin menurut Tulus Tu’u (2004:38) yaitu.
a.       Menata Kehidupan Bersama
Fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan antara individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar.
b.      Membangun Kepribadian
Lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tenteram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik.
c.       Melatih Kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak terbentuk serta-merta dalam waktu singkat. Namun, terbentuk melalui satu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan.
d.      Pemaksaan
Dari pendapat itu, disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri. Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat. Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri, bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya, disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar.
e.       Hukuman
Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-ha1 positif yang harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi / hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati dan mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman / sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah. Motivasi untuk hidup mengikuti aturan yang berlaku menjadi lemah.
f.       Menciptakan Lingkungan yang Kondusif
Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Ha1 itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikian, sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tenteram, tertib dan teratur. Lingkungan seperti ini adalah lingkungan yang kondusif bagi pendidikan.

Ø  Macam-Macam Disiplin
Dalam penelitian ini disiplin belajar yang dimaksud dibagi menjadi dua yaitu disiplin belajar di sekolah dan disiplin belajar di rumah.
1)      Disiplin belajar di sekolah
a.       Pengertian disiplin belajar di sekolah
Yang dimaksud disiplin belajar di sekolah adalah keseluruhan sikap dan perbuatan siswa yang timbul dari kesadaran dirinya untuk belajar, dengan mentaati dan melaksanakan sebagai siswa dalam berbagai kegiatan belajarnya di sekolah, sesuai dengan peraturan yang ada. Yang didukung adanya kemampuan guru, fasilitas, sarana dan prasarana sekolah.
b.      Macam-macam Disiplin Belajar di Sekolah
Siswa sebagai input dalam suatu proses pendidikan perlu selalu aktif mengikuti berbagai kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sikap disiplin belajar perlu ditimbulkan pada diri siswa, sehingga hal tersebut dapat membawa pengaruh yang baik dalam usaha pencapaian prestasi belajarnya. Perilaku disiplin belajar siswa di sekolah dapat dibedakan menjadi empat macam ialah:
a)      Disiplin siswa dalam masuk sekolah
b)      Disiplin siswa dalam mengerjakan tugas
c)      Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah
d)      Disiplin siswa dalam menaati tata tertib di sekolah
Agar lebih jelas berikut akan penulis berikan sedikit uraian mengenai macam-macam disiplin belajar siswa di sekolah tersebut:
a)      Disiplin siswa dalam masuk sekolah
Yang dimaksud disiplin siswa dalam masuk sekolah ialah keaktifan, kepatuhan dan ketaatan dalam masuk sekolah.
b)      Disiplin siswa dalam mengerjakan tugas
Mengerjakan tugas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam belajar, yang dilakukan di dalam maupun di luar jam pelajaran sekolah. Tujuan dan pemberian tugas biasanya untuk menunjang pemahaman dan penguasaan mata pelajaran yang disampaikan di sekolah, agar siswa berhasil dalam belajarnya. Agar siswa berhasil dalam belajarnya perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup pengerjaan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku pegangan, ulangan harian, ulangan umum dan ujian.
c)      Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah
Siswa yang memiliki disiplin belajar dapat dilihat dari keteraturan dan ketekunan belajarnya. Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah menuntut adanya keaktifan, keteraturan, ketekunan dan ketertiban dalam mengikuti pelajaran, yang terarah pada suatu tujuan belajar.
d)      Disiplin siswa dalam mentaati tata tertib di sekolah
Disiplin siswa dalam menjalankan tata tertib di sekolah adalah kesesuaian tindakan siswa dengan tata tertib atau peraturan sekolah yang ditunjukkan dalam setiap perilakunya yang selalu taat dan mau melaksanakan tata tertib sekolah dengan penuh kesadaran.

2)      Disiplin belajar di rumah
a.       Pengertian disiplin belajar di rumah
Yang dimaksud disiplin belajar di rumah adalah suatu tingkat konsistensi dan konsekuensi serta keteraturan dalam kegiatan belajar untuk memperoleh tingkah laku yang timbul dari kesadaran dirinya untuk belajar dengan mentaati dan melaksanakan tugasnya sebagai siswa di rumah dengan dukungan orangtua yang mengawasi, mengarahkan, serta berupaya untuk membuat anak menyadari kesadaran untuk berdisiplin diri. Serta memberikan fasilitas belajar kepada anak agar dapat belajar di rumah dengan lebih baik.
b.      Macam-macam disiplin belajar di rumah
Beberapa indikator yang dapat dikemukakan agar disiplin belajar dapat dibina dan dilaksanakan dalam proses pendidikan sebagai mutu pendidikan dapat ditingkatkan diantaranya yaitu tidak membangkang peraturan yang berlaku baik bagi para pendidik maupun peserta didik contohnya sebagai berikut :
a)      Tepat waktu dalam belajar
Belajar merupakan kewajiban bagi seorang siswa karena untuk mengetahui dan mendapatkan berbagai kecakapan disiplin dalam belajar akan membuat siswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik. Dengan disiplin siswa akan dapat menghargai waktunya dengan sebaik baiknya.
b)      Disiplin dalam mengerjakan tugas sekolah di rumah
Pemanfaatan waktu secara efisien dan efektif merupakan salah satu cara terbaik untuk melatih sikap disiplin terutama disiplin dirumah.
c)      Belajar secara teratur
Keteraturan dalam belajar merupakan usaha untuk menghasilkan atau untuk memperoleh suatu prestasi yang maksimal, karena dengan keteraturan kita akan lebih disiplin dalam belajar.

2.1.6 Pembentukan disiplin  
Pendapat Soegeng Prijodarminto (1994:15-17; 23-24) tentang pembentukan disiplin. Disiplin terjadi karena alasan berikut ini.
1.      Disiplin akan tumbuh dan dapat dibina, melalui latihan, pendidikan, penanaman kebiasaan dan keteladanan. Pembinaan itu dimulai dari lingkungan keluarga sejak kanak-kanak.
2.      Disiplin dapat ditanam mulai dari tiap-tiap individu dari unit paling kecil, organisasi atau kelompok.
3.      Disiplin diproses melalui pembinaan sejak dini, sejak usia muda, dimulai dari keluarga dan pendidikan.
4.      Disiplin lebih mudah ditegakkan bila muncul dari kesadaran diri.
5.      Disiplin dapat dicontohkan oleh atasan kepada bawahan. Jadi, pembentukan disiplin ternyata harus melalui proses panjang, dimulai sejak dini dalam keluarga dan dilanjutkan sekolah. Hal-hal penting dalam pembentukan itu terdiri dari kesadaran diri, kepatuhan, tekanan, sanksi, teladan, lingkungan disiplin, dan latihan-latihan.

2.1.7 Pelanggaran disiplin
Menurut Tulus Tu’u (2004:53) menyatakan sebagai berikut. Pelanggaran disiplin dapat terjadi karena tujuh hal berikut ini:
1.      Disiplin sekolah yang kurang direncanakan dengan baik dan mantap.
2.      Perencanaan yang baik, tetapi implementasinya kurang baik dan kurang dimonitor oleh kepala sekolah.
3.      Penerapan disiplin yang tidak konsisten dan tidak konsekuen.
4.      Kebijakan kepala sekolah yang belum memprioritaskan peningkatan dan pemantapan disiplin sekolah.
5.      Kurang kerjasama dan dukungan guru-guru dalam perencanaan dan implementasi disiplin sekolah.
6.      Kurangnya dukungan dan partisipasi orang tua dalam menangani disiplin sekolah, secara khusus siswa yang bermasalah.
7.      Siswa di sekolah tersebut banyak yang berasal dari siswa bermasalah dalam disiplin diri. Mereka ini cenderung melanggar dan mengabaikan tata tertib sekolah.

2.1.8 Penanggulangan disiplin
Dalam penanggulangan disiplin, beberapa hal berikut ini perlu mendapat perhatian, yaitu:
1)      Adanya tata tertib. Dalam mendisiplinkan siswa, tata tertib sangat bermanfaat untuk membiasakannya dengan standar perilaku yang sama dan diterima oleh individu lain dalam ruang lingkupnya. Dengan standar yang sama ini, diharapkan tidak ada diskriminasi dan rasa ketidakadilan pada individu-individu yang ada di lingkungan tersebut. Di samping itu, adanya tata tertib, para siswa tidak dapat lagi bertindak dan berbuat sesuka hatinya.
2)      Konsisten dan konsekuen. Masalah umum yang muncul dalam disiplin adalah tidak konsistennya penerapan disiplin. Ada perbedaan antara tata tertib yang tertulis dengan pelaksanaan di lapangan. Dalam sanksi atau hukuman ada perbedaan antara pelanggar yang satu dengan yang lain. Hal seperti ini akan membingungkan siswa. Perlu sikap konsisten dan konsekuen orang tua dan guru dalam implementasi disiplin.
3)      Hukuman. Hukuman bertujuan mencegah tindakan yang tidak baik atau tidak diinginkan.
4)      Kemitraan dengan orang tua. Pembentukan individu berdisiplin dan penanggulangan masalah-masalah disiplin tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga tanggung jawab orang tua atau keluarga.