klik disini
http://www.mediafire.com/download.php?gdqxzal00mr7bbq
Kamis, 03 Mei 2012
Rabu, 02 Mei 2012
Program dan disiplin dalam belajar
-
Disiplin belajar adalah predis posisi
(kecenderungan) suatu sikap mental untuk mematuhi aturan, tata tertib, dan
sekaligus mengendalikan diri, menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan yang
berasal dari luar sekalipun yang mengekang dan menunjukkan kesadaran akan
tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban (Agus, 1987). Jika dimengerti
tentang disiplin tersebut menyebabkan orang menjadi tertekan, beku tidak
mempunyai insiatif, dan menimbulkan efek yang negatif, bagi perkembangan jiwa
anak. Bahkan ada yang menganggap bahwa disiplin belajar sebagai suatu proses
dan latihan belajar yang bersangkut paut dengan pertumbuhan dan perkembangan,
seseorang telah dikatakan berhasil mempelajari atau ia berhasil mengikuti
dengan sendirinya proses disiplin tersebut. Degunarso (1986). Proses
disiplin belajar dilalui seseorang melalui tahapan latihan atau belajar.
Disiplin belajar awalnya memang berat tapi bila kita sudah berhasil mempelajari
atau berlatih, kita akan dapat mengikuti dengan sendirinya tanpa merasa
tertekan.
B. Fungsi
dan Tujuan Disiplin Belajar
-
Fungsi utama disiplin belajar adalah mengajar
mengendalikan diri dengan mudah, menghormati dan mentaati peraturan berkaitan
dengan hal tersebut diatas menerangkan sebagai berikut: (a) Menerapkan
pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenal hak milik orang lain;.
(b) Mengerti dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban dan merasa mengerti
larangan-larangan (c) Mengerti tingkah laku yang baik dan tidak baik (d)
Belajar mengendalikan diri, keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam
oleh hukuman. e. Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang
lain (Singgi, 1985). Jadi dalam menanamkan pendidikan pada anak perlu
menanamkan pendidikan kedisiplinan, artinya menumbuhkan dan mengembangkan
pengertian-pengertian yang berasal dari luar yang merupakan proses untuk
melatih dan mengajarkan anak bersikap dan bertingkah laku sesuai harapan.
C. Perkembangan
Disiplin Belajar
-
Telah diketahui bahwa perkembangan disiplin
belajar anak bukan merupakan sesuatu yang terjadi kebetulan melainkan
membutuhkan waktu cukup lama untuk berkembang. Dalam hal ini Singgih (1985)
mengemukakan lima tahapan antara lain : (a) Pada tahapan pertama disiplin
belajar dimulai seseorang untuk menghindari hukuman; (b) Pada perkembangan
tahap kedua, disiplin belajar diwujudkan hanya untuk membuat atau mendapatkan
imbalan; (c) Pada tahap ketiga, disiplin belajar dijalankan demi disiplin
belajar atau aturan itu sendiri; (d) Pada tahap keempat, disiplin belajar
diterapkan berdasarkan kesadaran, bahwa untuk hidup bermasyarakat perlu
mengikuti peraturan yang dilandasi oleh kepentingan pribadi atau kepentingan
perorangan; (e) Pada tahap kelima, tahapan disiplin belajar ini dianggap
tahapan yang paling tinggi atau sempurna di antara yang lain dimana sikap
disiplin belajar sudah diwujudkan oleh kebutuhan informal dari dalam dari
sendiri (Singgih,1987)
Ø Unsur-unsur Disiplin
Menurut Tulus Tu’u (2004:33)
menyebutkan unsur – unsur Disiplin adalah sebagai berikut.
1)
Mengikuti dan menaati peraturan,
nilai dan hukum yang berlaku.
2)
Pengikutan dan ketaatan tersebut
terutama muncul karena adanya kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan
keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan dorongan
dari luar dirinya.
3)
Sebagai alat pendidikan untuk
mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk perilaku sesuai dengan
nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.
4)
Hukuman yang diberikan bagi yang
melanggar ketentuan yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki
tingkah laku.
5)
Peraturan-peraturaan yang berlaku
sebagai pedoman dan ukuran perilaku.
Ø Perlunya disiplin
Disiplin
diperlukan oleh siapa pun dan di mana pun. Hal itu disebabkan
di mana pun seseorang berada, di sana selalu ada peraturan atau tata tertib. Disiplin itu penting
karena alasan berikut ini.
1)
Dengan disiplin yang muncul karena
kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan
sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan
prestasinya.
2)
Tanpa disiplin yang baik, suasana
sekolah dan juga kelas, menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin
memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses
pembelajaran.
3)
Orang tua senantiasa berharap di
sekolah anak-anak dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian,
anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan
disiplin.
4)
Disiplin merupakan jalan bagi siswa
untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan
dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.
Ahli
lain, Singgih D. Gunarsa (1992:137) menyatakan sebagai berikut. Disiplin
perlu dalam mendidik anak supaya anak dengan mudah :
1)
Meresapkan pengetahuan dan
pengertian sosial antara lain mengenai hak milik orang lain.
2)
Mengerti dan segera menurut, untuk
menjalankaan kewajiban dan secara langsung mengerti larangan-larangan.
3)
Mengerti tingkah laku yang baik dan
buruk.
4)
Belajar mengendalikan keinginan dan
berbuat sesuatu tanpa merasa terancam oleh hukuman.
5)
Mengorbankan kesenangan sendiri
tanpa peringatan dari orang lain.
Ø Fungsi Disiplin
Disiplin
sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi
prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku ,dan tata kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam
belajar dan kelak ketika bekerja. Berikut ini akan dibahas beberapa fungsi
disiplin menurut Tulus Tu’u (2004:38) yaitu.
a.
Menata Kehidupan Bersama
Fungsi disiplin adalah mengatur
tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan antara
individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar.
b.
Membangun Kepribadian
Lingkungan yang berdisiplin baik,
sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya,
tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tenteram,
sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik.
c.
Melatih Kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan
yang baik dan berdisiplin tidak terbentuk serta-merta dalam waktu singkat. Namun, terbentuk melalui
satu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses
untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan.
d.
Pemaksaan
Dari pendapat itu, disiplin dapat
terjadi karena dorongan kesadaran diri. Disiplin dengan motif kesadaran diri
ini lebih baik dan kuat. Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri, bermanfaat
bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya, disiplin dapat pula terjadi
karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar.
e.
Hukuman
Tata tertib sekolah biasanya berisi
hal-ha1 positif yang harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang
melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi / hukuman sangat
penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk
menaati dan mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman / sanksi, dorongan ketaatan dan
kepatuhan dapat diperlemah. Motivasi untuk hidup mengikuti aturan yang berlaku
menjadi lemah.
f.
Menciptakan Lingkungan yang
Kondusif
Disiplin sekolah berfungsi
mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar.
Ha1 itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para
siswa, serta peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian
diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikian, sekolah menjadi
lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tenteram, tertib dan teratur. Lingkungan seperti ini adalah
lingkungan yang kondusif bagi pendidikan.
Ø Macam-Macam Disiplin
Dalam
penelitian ini disiplin belajar yang dimaksud dibagi menjadi dua yaitu
disiplin belajar di sekolah dan disiplin belajar di rumah.
1)
Disiplin belajar di sekolah
a.
Pengertian disiplin belajar di
sekolah
Yang dimaksud disiplin belajar di
sekolah adalah keseluruhan sikap dan perbuatan siswa yang timbul dari kesadaran dirinya untuk
belajar, dengan mentaati dan melaksanakan sebagai siswa dalam berbagai
kegiatan belajarnya di sekolah, sesuai dengan peraturan yang ada. Yang didukung
adanya kemampuan guru, fasilitas, sarana dan prasarana sekolah.
b.
Macam-macam Disiplin Belajar di
Sekolah
Siswa sebagai input dalam suatu
proses pendidikan perlu selalu aktif mengikuti berbagai kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Sikap disiplin belajar perlu ditimbulkan pada diri siswa,
sehingga hal tersebut dapat membawa pengaruh yang baik dalam usaha pencapaian
prestasi belajarnya. Perilaku disiplin belajar siswa di sekolah dapat dibedakan menjadi
empat macam ialah:
a) Disiplin siswa dalam masuk sekolah
b)
Disiplin siswa dalam mengerjakan
tugas
c)
Disiplin siswa dalam mengikuti
pelajaran di sekolah
d) Disiplin siswa dalam menaati tata tertib di sekolah
Agar lebih jelas berikut akan
penulis berikan sedikit uraian mengenai macam-macam disiplin belajar siswa di sekolah tersebut:
a)
Disiplin siswa dalam masuk sekolah
Yang dimaksud disiplin siswa dalam
masuk sekolah ialah keaktifan, kepatuhan dan ketaatan dalam masuk sekolah.
b)
Disiplin siswa dalam mengerjakan
tugas
Mengerjakan tugas merupakan salah
satu rangkaian kegiatan dalam belajar, yang dilakukan di dalam maupun di luar jam
pelajaran sekolah. Tujuan dan pemberian tugas biasanya untuk menunjang pemahaman
dan penguasaan mata pelajaran yang disampaikan di sekolah, agar siswa
berhasil dalam belajarnya. Agar siswa berhasil dalam belajarnya perlulah
mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup pengerjaan PR, menjawab
soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku pegangan, ulangan harian, ulangan umum dan
ujian.
c)
Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran
di sekolah
Siswa yang memiliki disiplin
belajar dapat dilihat dari keteraturan dan ketekunan belajarnya. Disiplin siswa dalam
mengikuti pelajaran di sekolah menuntut adanya keaktifan, keteraturan, ketekunan
dan ketertiban dalam mengikuti pelajaran, yang terarah pada suatu tujuan belajar.
d)
Disiplin siswa dalam mentaati tata
tertib di sekolah
Disiplin siswa dalam menjalankan
tata tertib di sekolah adalah kesesuaian tindakan siswa dengan tata tertib atau peraturan
sekolah yang ditunjukkan dalam setiap perilakunya yang selalu taat dan mau
melaksanakan tata tertib sekolah dengan penuh kesadaran.
2)
Disiplin belajar di rumah
a.
Pengertian disiplin belajar di
rumah
Yang dimaksud disiplin belajar di
rumah adalah suatu tingkat konsistensi dan konsekuensi serta keteraturan dalam kegiatan belajar
untuk memperoleh tingkah laku yang timbul dari kesadaran dirinya untuk belajar
dengan mentaati dan melaksanakan tugasnya sebagai siswa di rumah dengan dukungan
orangtua yang mengawasi, mengarahkan, serta berupaya untuk membuat anak menyadari
kesadaran untuk berdisiplin diri. Serta memberikan fasilitas belajar kepada anak agar
dapat belajar di rumah dengan lebih baik.
b.
Macam-macam disiplin belajar di
rumah
Beberapa indikator yang dapat
dikemukakan agar disiplin belajar dapat dibina dan dilaksanakan dalam proses pendidikan
sebagai mutu pendidikan dapat ditingkatkan diantaranya yaitu tidak membangkang
peraturan yang berlaku baik bagi para pendidik maupun peserta didik contohnya
sebagai berikut :
a)
Tepat waktu dalam belajar
Belajar merupakan kewajiban bagi
seorang siswa karena untuk mengetahui dan mendapatkan berbagai kecakapan disiplin
dalam belajar akan membuat siswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik.
Dengan disiplin siswa akan dapat menghargai waktunya dengan sebaik
baiknya.
b)
Disiplin dalam mengerjakan tugas
sekolah di rumah
Pemanfaatan waktu secara efisien
dan efektif merupakan salah satu cara terbaik untuk melatih sikap disiplin terutama
disiplin dirumah.
c)
Belajar secara teratur
Keteraturan dalam belajar merupakan
usaha untuk menghasilkan atau untuk memperoleh suatu prestasi yang maksimal,
karena dengan keteraturan kita akan lebih disiplin dalam belajar.
2.1.6 Pembentukan disiplin
Pendapat Soegeng Prijodarminto
(1994:15-17; 23-24) tentang pembentukan disiplin. Disiplin terjadi karena alasan berikut ini.
1.
Disiplin akan tumbuh dan dapat
dibina, melalui latihan, pendidikan, penanaman kebiasaan dan keteladanan.
Pembinaan itu dimulai dari lingkungan keluarga sejak kanak-kanak.
2.
Disiplin dapat ditanam mulai dari
tiap-tiap individu dari unit paling kecil, organisasi atau kelompok.
3.
Disiplin diproses melalui pembinaan
sejak dini, sejak usia muda, dimulai dari keluarga dan pendidikan.
4.
Disiplin lebih mudah ditegakkan
bila muncul dari kesadaran diri.
5.
Disiplin dapat dicontohkan oleh
atasan kepada bawahan. Jadi, pembentukan disiplin ternyata harus melalui proses panjang, dimulai
sejak dini dalam keluarga dan dilanjutkan sekolah. Hal-hal penting
dalam pembentukan itu terdiri dari kesadaran diri, kepatuhan, tekanan,
sanksi, teladan, lingkungan disiplin, dan latihan-latihan.
2.1.7 Pelanggaran disiplin
Menurut Tulus Tu’u (2004:53)
menyatakan sebagai berikut. Pelanggaran disiplin dapat terjadi karena tujuh hal berikut ini:
1.
Disiplin sekolah yang kurang
direncanakan dengan baik dan mantap.
2.
Perencanaan yang baik, tetapi
implementasinya kurang baik dan kurang dimonitor oleh kepala sekolah.
3.
Penerapan disiplin yang tidak
konsisten dan tidak konsekuen.
4.
Kebijakan kepala sekolah yang belum
memprioritaskan peningkatan dan pemantapan disiplin sekolah.
5.
Kurang kerjasama dan dukungan
guru-guru dalam perencanaan dan implementasi disiplin sekolah.
6.
Kurangnya dukungan dan partisipasi
orang tua dalam menangani disiplin sekolah, secara khusus siswa yang bermasalah.
7.
Siswa di sekolah tersebut banyak
yang berasal dari siswa bermasalah dalam disiplin diri. Mereka ini cenderung
melanggar dan mengabaikan tata tertib sekolah.
2.1.8 Penanggulangan disiplin
Dalam penanggulangan disiplin,
beberapa hal berikut ini perlu mendapat perhatian, yaitu:
1)
Adanya tata tertib. Dalam
mendisiplinkan siswa, tata tertib sangat bermanfaat untuk membiasakannya dengan
standar perilaku yang sama dan diterima oleh individu lain dalam ruang lingkupnya. Dengan
standar yang sama ini, diharapkan tidak ada diskriminasi dan rasa ketidakadilan
pada individu-individu yang ada di lingkungan tersebut. Di samping itu, adanya
tata tertib, para siswa tidak dapat lagi bertindak dan berbuat sesuka hatinya.
2)
Konsisten dan konsekuen. Masalah
umum yang muncul dalam disiplin adalah tidak konsistennya penerapan disiplin. Ada
perbedaan antara tata tertib yang tertulis dengan pelaksanaan di lapangan. Dalam
sanksi atau hukuman ada perbedaan antara pelanggar yang satu dengan
yang lain. Hal seperti ini akan membingungkan siswa. Perlu sikap
konsisten dan konsekuen orang tua dan guru dalam implementasi disiplin.
3)
Hukuman. Hukuman bertujuan mencegah
tindakan yang tidak baik atau tidak diinginkan.
4)
Kemitraan dengan orang tua.
Pembentukan individu berdisiplin dan penanggulangan masalah-masalah disiplin
tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga tanggung jawab orang tua atau keluarga.
Langganan:
Postingan (Atom)